Rabu, 24 September 2014

SMAN 1 Pinyuh Miliki Kantin Kejujuran



Mempawah-Kantin Kejujuran merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan Antikorupsi. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu problema bangsa yang hingga kini belum tuntas diselesaikan adalah praktik korupsi. Untuk itu, Kejaksaan Negeri Mempawah bekerjasama dengan SMAN 1 Sungai Pinyuh membentuk kantin kejujuran.
 
“Pendidikan Antikorupsi harus ditanamkan dalam pendidikan sekolah, sehingga terbentuk generasi yang jujur dan antikorupsi. Kejujuran adalah salah satu sikap utama yang mempunyai sumbangan besar terhadap perilaku anti korupsi. Pembiasaan perilaku anti korupsi berarti juga pembiasaan terhadap sikap kejujuran. Pembiasaan sikap kejujuran ini salah satunya dapat dilakukan melalui kantin kejujuran,” ungkap Kajari Mempawah, Bambang Setyadi, usai meresmikan kantin kejujuran di SMAN 1 Sungai Pinyuh, Selasa (23/9), kemarin.
Menurut Kajari, dia berbangga dengan apa yang dilakukan SMAN 1 Sungai Pinyuh. Sebab di wilayah kerjanya, yang mencakup Kabupaten Mempawah dan Kuburaya, baru SMAN 1 Sungai Pinyuh yang melaksanakan kantin kejujuran. Untuk itu, dia berharap kantin kejujuran yang merupakan pendidikan Antikorupsi perlu diterapkan sebagai upaya prepentif bagi generasi muda. Sebab, pencegahan lebih balk dari pada mengobati. Namun pelaksanaan kantin kejujuran akan sukses dengan dukungan bersama dari warga sekolah.
“Saya harap ini bisa segera ditiru oleh sekolah lain. Dan tak hanya SMA, mungkin juga mulai tingkat SD dan SMP. Karena dengan kejujuran, maka kita dapat mencegah korupsi, sebab generasi yang akan datang ini mungkin salah satunya akan menjadi pejabat,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Sungai Pinyuh, Sunarto, mengatakan kantin kejujuran yang dibentuk merupakan tindak lanjut dari upaya sekolah dalam penerapan anti korupsi terhadap siswa. Dimana sebelumnya, sekolah ini telah ditunjuk sebagai sekolah anti korupsi.
“Pembentukan sekolah anti korupsi dan kantin kejujuran merupakan salahsatu pelatihan bagi para siswa untuk memiliki jiwa anti korupsi,” ucapnya.
Selain kantin kejujuran, lanjut dia, dalam menanamkan pendidikan anti korupsi, pihak menyelenggarakan berbagai macam kegiatan, seperti membuat ornamen kelas dengan desaign yang berhubungan dengan anti korupsi, majalah dinding, berbagai perlombaan, serta pembuatan pos anti korupsi.
“Kantin kejujuran pada dasarnya merupakan sebuah simbol upaya mengurangi korupsi di negeri ini. Semoga anak didik kita akan memiliki jiwa tersebut, sehingga menjadi generasi yang dapat dibanggakan,” tukasnya.(JoE).

Erlina Siap Bantu Pemasaran Produk Warga



Mempawah-Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Mempawah Erlina Ria akan merintis jalan bagi pemasaran produk makanan hasil olahan warga. Namun dirinya mensyaratkan produk tersebut selain layak jual juga harus dikemas secara menarik.
 
“Cara mengemas suatu produk sangat berpengaruh bagi menarik-tidaknya produk tersebut di pasaran. Produk makanan yang berkualitas pun, tidak akan dilirik pembeli jika kemasannya tidak menarik. Kita siap memfasilitasi produk-produk kerajinan warga termasuk produk makanan jika mempunyai kemasan yang menarik sehingga layak jual,” kata Erlina saat meninjau sejumlah stan kerajinan makanan warga di Desa Paris Bugis, Kecamatan Segedong, Selasa (23/9).

Dengan kualitas dan kemasan yang bagus, Erlina yakin produk makanan hasil olahan warga Kabupaten Mempawah akan mendapat tempat di hati para peminat makanan khas daerah. Menurut Erlina, banyak warga luar daerah yang berkunjung ke Kalimantan Barat kemudian tertarik mencari makanan khas daerah. Hal ini, lanjutnya, menjadi peluang emas yang harus dimanfaatkan.

“Kalau packing-nya bagus kita pun tidak akan malu untuk memasarkannya. Banyak orang Jakarta yang datang ke daerah kita dan belanja makanan khas. Ini adalah peluang,” ujarnya.
Bahkan Erlina menekankan warga Kabupaten Mempawah harus berani mencoba memasarkan karyanya ke luar daerah. Jika hanya berdagang di sekitar kampung, maka tidak akan ada kemajuan berarti. 

“Kalau usaha hanya di sekitar kampung, tidak akan berkembang. Kami hanya membuka jalan,” ucap Erlina. 

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM, Pertambangan dan Energi Kabupaten Mempawah, Darwin, menyebut belum semua warga bergabung dalam pembinaan pihaknya. Karena itu tak jarang ditemui ada warga yang menjual produk yang sebenarnya tidak laik jual, baik dari segi pengemasan, terlebih dari keamanan kualitas produk. Bahkan gampang ditemui warga yang masih menggunakan kertas bertinta sebagai pembungkus produk makanan. Padahal hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. 

“Yang sudah kami bina umumnya mengerti tentang aspek standardisasi dalam hal keamanan produk. Biasa sudah ada label dari dinas terkait,” kata Darwin. 

Sedangkan Zubaidah, salah satu warga, mengakui produk makanan warga desanya belum dipasarkan secara luas ke luar daerah. Pemasaran diakuinya baru berkisar di lingkungan desa. Bahkan, tanpa kemasan khusus. 

“Kue hanya dimasukkan dalam toples,” ujarnya.(JoE)